jump to navigation

DYSLEXIA Februari 3, 2011

Posted by ristek26 in psikologi pendidikan.
trackback

PENDAHULUAN

Menvonis atau memberikan cap kepada anak, dimana vonis yang kita berikan pada anak memberikan dampak yang kurang baik bagi anak. Misalnya ketika kita mengatakan pada anak didikl kita kalau dia nakal, maka dia akan semakin sering bertingkah laku nakal karena dia sudah menganggap dirinya memang nakal. Demikian juga kalau kalau kita mengecap mereka bodoh, tidak mau berusaha, atau malas, krena nilai-nilai mereka buruk tau karena tidak bisa mengikuti pelajaran. Padahal belum tentu mereka bodoh atau malas. Mungkin mereka memang mengalami kesulitan belajar.

Dalam belajar, ada beberapa jenis kesulitan yang mungkin dialami anak didik. Mereka bisa mengalami kesulitan dalam membaca atau berhitung. Dan penyebabnya bukan karena mereka malas atau bodoh, tapi mungkin karena ada gangguan persarafan.

Dimana  dalam belajar pasti anak didik mengalami kesulitan-kesulitan dalam belajar. Dimana kesulitan-kesulitan dalam belajar sangat mengganggu anak didik dalam belajarnya. Kesulitan dalam belajar yang di alami oleh peserta didik bermacam-macam. Dalam makalah ini akan menjelaskan kesulitan membaca (disleksia) dalam belajar. Yang dimana kesulitan membaca dalam belajar harus di tangani oleh guru dan orang tua agar anak didik tidak terganggu dalam belajarnya.

Berikut ini pokok-pokok yang akan di bahas meliputi pengertian, ciri-ciri dyslexia, proses belajar dyslexia, kekurangan dyslexia, penyebab dyslexia, hambatan-hambatan dan cara mengatasinya.

PEMBAHASAN

  1. 1. Pengertian  Disleksia

Kesulitan membaca (dyslexia) adalah kemampuan membaca anak berada di bawah kemampuan yang seharusnya dengan mempertimbangkan tingkat inteligensi, usia dan pendidikannya.[1] Gangguan ini bukan bentuk dari ketidakmampuan fisik, seperti karena ada masalah dengan penglihatan, tapi mengarah pada bagaimana otak mengolah dan memproses informasi yang sedang dibaca anak tersebut. Kesulitan ini biasanya baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah untuk beberapa waktu.

  1. Ciri-ciri Dyslexia

Ada pun ciri-ciri anak yang mangalami disleksia adalah:

  1. Tidak dapat mengucapkan irama kata-kata secara benar dan proporsional.
  2. Kesulitan dalam mengurutkan huruf-huruf dalam kata.
  3. Sulit menyuarakan fonem (satuan bunyi) dan memadukannya menjadi sebuah kata.
  4. Sulit mengeja secara benar. Bahkan mungkin anak akan mengeja satu kata dengan bermacam ucapan.
  5. Sulit mengeja kata atau suku kata dengan benar. Anak bingung menghadapi huruf yang mempunyai kemiripan bentuk seperti b – d, u – n, m –
  6. Membaca satu kata dengan benar di satu halaman, tapi salah di halaman lainnya.
  7. Kesulitan dalam memahami apa yang dibaca.
  8. Sering terbalik dalam menuliskan atau mengucapkan kata. Misal, ‘hal’ menjadi ‘lah’, atau ‘kucing duduk di atas kursi’ menjadi ‘kursi duduk di atas kucing’
  9. Rancu dengan kata-kata yang singkat, misalnya ke, dari, dan, jadi.
  10. Bingung menentukan tangan mana yang dipakai untuk menulis.
  11. Lupa mencantunkan huruf besar atau mencantumkannya di tempat yang salah.
  12. Lupa meletakkan titik dan tanda-tanda baca lainnya.
  13. Menulis huruf dan angka dengan hasil yang kurang baik.
  14. Terdapat jarak pada huruf-huruf dalam rangkaian kata. Tulisannya tidak

stabil, kadang naik, kadang turun.

  1. Menempatkan paragraf secara keliru.

  1. 3. Yang di lakukan dyslexia dalam belajar menulis

Berikut ini proses belajar yang dilakukan dyslexia [2]:

a)      Menuliskan hurufdengan urutan yang salahdalam sebuah kata

b)      Tidak menuliskan sejumlah huruf dalam kata-kata yang ingin di tulis

c)      Menambahkan huruf-huruf  pada  kata-kata yang di tulis

d)     Mengganti satu huruf  dengan huruf yang lainnya sekalipun bunyi huruf-huruf tersebut tidak sama

e)      Menuliskan se deretan huruf yang tidak memilki hubungan sama sekali dengan bunyi kata-kata yang ingin di tulis

  1. 4. Kekurangan dyslexia

Beberapa kekurangan dyslexia sebagai berikut [3]:

a)      Membaca dengan amat lamban dan terkesan tidak yakin atas apa yang diucapnya

b)      Mjenggunakan jarinya  untuk mengikuti pandangan matanya yang beranjak dari satu teks ke teks berikutnya

c)      Melewatkan beberapa suku kata,kata, frase, bahkan baris-baris dalam teks di baca

d)     Menambahkan kata-kata atau frase-frase yang tidak ada dalam teks yang dibaca

e)      Membolak-balik susunan huruf atau suku kata dengan memasukan huruf-huruf lain

f)       Salah menlafalkan kata-kata yang sedang di baca walaupun kata-kata tersebut sudah akrab

g)      Mengganti  satu kata dengan kata lainnya sekalipun kata yang digantitidak memilki arti penting dalam teks yang dibaca

h)      Membuat kata-kata sendiri yang tidak memilki arti

i)        Mengabaikan tanda-tanda baca

  1. 5. Penyebab dari Gangguan Membaca

Tidak ada penyebab tunggal yang diketahui untuk gangguan membaca; karena banyak disertai gangguan belajar dan kesulitan berbahasa, gangguan membaca kemungkinan adalah multifactorial.

  1. Pemaparan prenatal dengan penyakit infeksi maternal.
  2. Genetik, cenderung menonjol diantara anggota keluarga orang yang terkena.
  3. Model fungsi hemisferik serebral, menyatakan korelasi positif gangguan membaca kebingunan antara kanan dan kiri.
  4. Beberapa penelitian akhir (pemeriksaan tomografi computer (CT); pencitraan resonansi magnetic (MRI), telah menunjukkan simetrisitas abnormal pada lobus temporalis dan parietas orang dengan gangguan membaca.

Insidensi gangguan membaca yang agak tinggi ditemukan diantara anak epileptic. Komplikasi selama kehamilan; kesulitan prenatal dan pascanatal, termasuk prematuritas; dan berat badan lahir rendah, biasanya yang sering ditemukan pada anak dengan gangguan belajar. Gangguan membaca juga bisa disebabkan karena keterlambatan perkembangan. Menurut penelitian, peranan temperamental berhubungan erat dengan gangguan membaca. Dibandingkan dengan anak-anak tanpa mengalami gangguan membaca, anak-anak dengan gangguan membaca seringkali memiliki lebih banyak kesulitan dalam memusatkan perhatian dan memiliki rentang perhatian yang pendek.

  1. 6. Hambatan-hambatan Umum dalam Membaca Dan Cara Mengatasinya

Berikut adalah hambatan-hambatan yang umum dalam membaca:

a) Sulit Konsentrasi

Kesulitan konsentrasi bisa disebabkan beberapa faktor diantaranya: kelelahan fisik dan mental, bosan, atau banyak hal lain yang sedang dipikirkan. Konsentrasi juga dapat terganggu dengan adanya hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian seperti suara musik yang keras, TV yang menyala, orang lalu-lalang, dan lain-lain.[4]

Kesulitan konsentrasi membuat pikiran melayang entah ke mana dan huruf-huruf yang dibaca pun ikut menguap terbang. Dalam membaca konsentrasi sangat penting karena menentukan kemampuan anak didik  menangkap dan memahami isi bacaan. Apalagi ketika anak didik  membaca cepat, maka konsentrasi yang baik akan memastikan bahwa kecepatan baca berbanding lurus dengan pemahaman dan bukan sebaliknya.

Untuk itu ketika mulai membaca, coba atasi faktor-faktor yang menyebabkan anak didik  sulit berkonsentrasi. Cari tempat yang tenang, memiliki penerangan yang cukup, suhu ruangan yang nyaman, dan tempat duduk yang enak dipakai. Jika ada gangguan, selesaikan dulu sebelum anak didik mulai membaca.

Setelah hal di atas dilakukan, selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan konsentrasi itu sendiri. Dalam membaca cepat konsentrasi yang dibutuhkan adalah kerjasama antara mata dan otak di mana mata bekerja menangkap kata dengan cepat dan otak menerjemahkan, mengomentari, dan memahami kata demi kata yang ditangkap.

Latihan Memusatkan Konsentrasi:

Perhatikan gambar benang kusut berikut. Di mulai dari bagian awal sesuai petunjuk anak panah dan mengikuti jalur benang kusut tersebut sampai berakhir. Dalam latihan ini  tidak boleh menggunakan alat bantu seperti jari atau pensil untuk memudahkan penelusuran. Gunakan mata dan rasakan otot-otok mata yang bekerja sambil mempertahankan konsentrasi agar jalur benang tidak tersesat.

Apa yang  dirasakan? Sebagian orang melakukannya dengan perlahan dan di tengah-tengah konsentrasi menjadi buyar. Sebagian yang lain masih terus dapat mengikuti dengan cepat. Ada orang yang dapat melakukan dengan sangat cepat tanpa tersesat.

Bagaimana rahasianya? Ketika  mulai menelusuri, mata sebenarnya sudah menangkap sampai panjang tertentu di mana benang tersebut terhubung. Segera pindah ke bagian tersebut dan tangkap lagi bagian terjauh yang dikenali mata. Demikian seterusnya sampai selesai.

Hal seperti ini nantinya akan dilakukan dalam baca cepat di mana ketika melihat sekumpulan huruf, otak sudah bisa mengenali kata dan ketika melihat dengan jangkauan lebih luas, otak sudah mengenali frasa dan bahkan kelompok kata yang lebih besar.

Ingin tantangan berikutnya? Silakan hitung jumlah titik-titik horizontal berikut ini baik yang besar maupun yang kecil. Peraturan yang sama tetap berlaku: dilarang menggunakan jari, pensil atau alat bantu hitung lainnya. Gunakan hanya mata dan otak.

Apa yang dirasakan? Saya yakin jika belum terbiasa mata akan cukup lelah dan seperti ada otot yang ditarik-tarik. Tidak mengapa, hal tersebut pertanda baik karena dimulai mengaktifkan otot-otot mata dengan lebih intensif. Nantinya dalam tulisan berikutnya kita akan belajar senam mata untuk melatih kecepatan dan irama pergerakannya.

b) Rendahnya Motivasi

Hambatan berikutnya dalam membaca adalah motivasi[5]. Gangguan ini terutama dialami mahasiswa ketika harus membaca text book tebal yang tidak disukai. Rendahnya motivasi akan muncul ketika hendak membaca suatu buku tapi tidak terlalu tahu buku tersebut tentang apa. Maka akan cenderung membaca sekedarnya saja dan tidak terlalu berminat untuk membaca dengan pemahaman yang baik.

Bagaimana mengatasi motivasi ini? Caranya adalah harus menemukan jawaban mengapa perlu membaca buku tersebut. Bahasa kerennya What Is In It For Me? Jika buku tersebut text book perkuliahan yang tebal dan membosankan, coba bayangkan apa yang menarik dari judulnya, topik-topik yang dibahas di dalamnya, dan apa yang bisa diaplikasikan jika menguasai buku tersebut. Jika buku tersebut sebuah biografi, coba bayangkan betapa hebatnya orang yang dibahas, apa yang telah dia lakukan akan dapat menjadi pelajaran. Jika buku tersebut adalah buku-buku self help atau Management, bayangkan apa yang akan terbantu jika bisa menguasainya.

Jika telah berusaha sekuat tenaga dan tetap tidak memiliki motivasi untuk membaca sebuah buku tertentu, maka jangan-jangan buku tersebut memang tidak cocok dan harus diganti dengan buku yang lain.

Mengapa motivasi penting dalam membaca? Nantinya ketika memulai membaca teks yang panjang, motivasi inilah yang akan mempertahankan stamina dan memberi kekuatan untuk terus membaca sampai selesai karena ingin mengetahui dan memahami isinya. Tanpa motivasi mungkin ada bisa membaca sampai beberapa halaman, tapi setelah itu segera bosan dan malas meneruskannya.

Motivasi menjadi pendukung konsentrasi dan saling bantu membantu dalam menciptakan pemahaman yang utuh baik secara nalar maupun emosional. Jika memiliki otak yang cemerlang dan konsentrasi yang tinggi, mungkin bisa memahami materi dengan mudah. Akan tetapi, motivasi-lah yang membantu untuk mempertahankan pemahaman tersebut dalam jangka panjang karena motivasi melibatkan emosi dan keinginan untuk menikmati suatu bahan bacaan.

c)      Khawatir Tidak Memahami Bahan Bacaan

Ada orang yang minder duluan ketika baru melihat buku yang hendak dibaca. Dia khawatir bahwa buku tersebut terlalu berat dan nanti tidak bisa dipahami[6]. Rasa khawatir ini ternyata akan menjadi kenyataan jika terus membawanya ketika membaca. Kekhawatiran bahwa tidak bisa atau sulit memahami isi bacaan akhirnya akan benar-benar menjadi kenyataan.

Untuk itu singkirkan semua kekhawatiran tersebut. Yakinkan pada diri bahwa meskipun buku yang hendak dibaca mungkin cukup sulit, bukan berarti tidak bisa memahaminya. Batu yang keras sekalipun akan berlubang oleh tetesan air yang terus menerus.

Rasa khawatir ini paling sering jika membaca buku pelajaran terutama pada saat menjelang ujian. Ada perasaan waktu cukup terbatas, kurang memiliki pengetahuan, soal yang ditanyakan mungkin sangat beragam dan harus menguasai satu buku secara penuh untuk memahaminya. Kekhawatiran ini akan mengganggu kecepatan baca maupun pemahaman.

Jika seorang pelajar atau mahasiswa, maka secara rutin bacalah buku teks yang diwajibkan jauh-jauh hari sebelum ujian. Dengan demikian rasa khawatir tidak memahami akan hilang dan dapat membacanya jauh lebih rileks dan nyaman. Ketika ujian sudah menjelang, tinggal mengulang sedikit poin-poin penting untuk memastikan topik tersebut masih dikuasai tanpa perlu membaca lagi keseluruhan buku.

d)     Kebiasaan-Kebiasaan Buruk Dalam Membaca

Hal terakhir yang kita bahas dalam hambatan membaca adalah kebiasaan buruk yang dimiliki seseorang[7]. Kebiasaan buruk dalam membaca jika terus dipelihara akan membuat kecepatan baca  terganggu. Beberapa kebiasaan buruk yang lazim dimiliki orang adalah:

1)      Vokalisasi

Hal ini dilakukan dengan cara melafalkan apa yang dibaca. Dengan demikian, kecepatan baca akan sama dengan kecepatan berbicara. Tahukah  berapa kecepatannya? Sangat lambat, kira-kira cuma 120 kata per menit.

2)      SubVokalisasi

Ada orang membaca tanpa suara di bibir, tapi di hati. Dengan cara ini, dampaknya kurang lebih sama dengan vokalisasi yakni kecepatan baca sama dengan kecepatan berbicara.

3)      Gerakan Bibir

Ada juga yang tidak bersuara, tapi bibir seperti orang berbicara dan melafalkan sesuatu.[8] Kebiasaan ini berakibat sama dengan dua kebiasaan buruk yang kita bahas.

4)      Gerakan Kepala

Banyak orang ketika membaca kepalanya ikut bergerak mengikuti kata demi kata dalam bahan bacaan. Dengan demikian kepala bergerak secara teratur dari kiri ke kanan kembali lagi ke kiri dan seterusnya. Kebiasaan ini akan menghambat kecepatan baca karena pergerakan kepala sebenarnya kalah jauh dengan pergerakan mata.

5)      Regresi (Pengulangan ke belakang)

Pernahkah membaca suatu kalimat atau paragraf kemudian tidak yakin dengan isinya atau merasa kurang paham kemudian balik lagi dan mengulang kalimat atau paragraf tersebut. Bayangkan jika dalam satu halaman saja melakukannya 10-15 kali, berapa banyak waktu yang telah terbuang.

KESIMPULAN

Kesulitan membaca (disleksia) adalah kemampuan membaca anak berada di bawah kemampuan yang seharusnya dengan mempertimbangkan tingkat inteligensi, usia dan pendidikannya.

Hambatan-hambatan Umum dalam Membaca seperti sulit konsentrasi, rendahnya motivasi, khawatir tidak memahami bahan bacaan dan kebiasaan-kebiasaan buruk dalam membaca.

Walau pun mengalami kesulitan-kesulitan tersebut di atas, anak yang mengalami gangguan disleksia sebetulnya mempunyai kelebihan. Mereka biasanya sangat baik di bidang musik, seni, grafis dan aktivitas-aktivitas kreatif lainnya. Cara mereka berpikir adalah dengan gambar, tidak dengan huruf, angka, simbol atau kalimat. Mereka juga baik dalam menghafal dan mengingat informasi. Kesulitan mereka adalah bagaimana menyatukan informasi-informasi yang ada dan mengolah informasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA


[1] http://andhiena.tblog.com/post/1969714487

[2] Weinstein, Lissa. 2007,  Living with dyslexia ; pergaulan ibu melepaskan  putranya dari derita kesulitan belajar

[3] Weinstein, Lissa. 2007,  Living with dyslexia ; pergaulan ibu melepaskan  putranya dari derita kesulitan belajar

[4] http://www.muhammadnoer.com

[5] http://www.muhammadnoer.com

[6] http://www.muhammadnoer.com

[7] http://www.muhammadnoer.com

[8] http://www.muhammadnoer.com

Komentar»

No comments yet — be the first.

Tinggalkan komentar